Tuesday, May 31, 2016

BNI Bangun Negara Indonesia


Punya pengalaman menarik, unik, dan terbaik dengan Bank Negara Indonesia? Iya, aku punya... Hehehe... Ini pengalamanku bersama BNI selama 5 tahun.
Dimulai dengan pengalamanku saat pertama kali memiliki rekening BNI ya. Aku termasuk salah satu yang beruntung untuk mendapatkan kesempatan berkuliah di salah satu universitas negeri di Bandung. Sebelumnya, aku pernah diceritain oleh saudara sepupuku yang juga salah satu alumni dari universitas tersebut bahwa nanti Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dari universitas sekaligus menjadi kartu ATM BNI. Jadi, sebagai mahasiswa universitas tersebut akan sekaligus juga menjadi nasabah BNI. Namun, saat melakukan registrasi ulang, ternyata kebijakan tersebut sudah tidak berlaku lagi, di mana KTM hanya murni berfungsi sebagai KTM. Jadi, aku perlu mendaftarkan diri sebagai nasabah suatu bank, karena aku akan memulai kuliah yang merantau jauh dari keluarga sehingga tidak bisa lagi mendapatkan uang jajan tunai setiap pagi sebelum berangkat sekolah. Saat heregistasi mahasiswa baru, aku dan mama melihat jumlah ATM BNI paling banyak di ATM Center kampus, jadi dapat menghindari mengantri. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menjadi salah satu nasabah BNI.
Setelah mulai nge-kos di sekitar kampus, aku puas dengan kemudahan akses yang diberikan BNI. Ada banyak ATM BNI yang tersedia di dalam maupun di sekitar kampus. Selain itu, juga ada satu kantor BNI di dalam kampus dan satu kantor di dalam mall yang tidak jauh dengan kampus. Satu lagi, yang paling aku senangi adalah tersedianya ATM BNI yang dapat menarik uang tunai Rp20.000. Dengan ini, mahasiswa tidak usah khawatir nominal uang di tabungan tidak mencukupi untuk ditarik. Selain itu, dengan tersedianya ATM ini, mahasiswa juga lebih praktis saat berbelanja ke warung-warung, karena kadang pemilik warung kesulitan mencari uang kembalian saat mahasiswa hanya berbelanja dengan nominal uang sedikit tapi membayar dengan uang Rp50.000 maupun Rp100.000 yang masih hangat dari ATM. Hehehe…
Adapun hal lain yang aku senangi saat bertransaksi dengan ATM BNI adalah pada penarikan uang tunai yang tidak mencetak struk, maka pada layar akan tampil tulisan, “Dengan menggunakan menu penarikan cepat, anda telah mendukung pelestarian lingkungan”. Dengan pencantuman tulisan ini, setiap orang yang membaca akan menyadari bahwa setiap tindakan kecil yang dilakukan dapat berperan dalam pelestarian lingkungan, toh kebanyakan struk setelah penarikan uang hanya dibuang oleh pemiliknya (syukur-syukur kalo dibuang ke tong sampah lho, kalo gak, maka akan menimbulkan masalah lingkungan lagi).
Selama berkuliah, aku selalu membayar uang kuliah melalui BNI baik melalui teller, maupun ATM, karena BNI adalah salah satu bank pilihan universitasku dan satu-satunya pilihanku. Aku juga selalu menggunakan ATM BNI sebagai cara pembayaran tiket pesawat setiap pulang rumah pada liburan semester. Aku juga salah satu nasabah yang menggunakan fasilitas BNI sms banking dan BNI internet banking lho. Tapi, sejauh ini, aku baru menggunakan kedua fasilitas tersebut dalam hal pemberitahuan bila ada transaksi masuk dan untuk mengecek riwayat transaksi. Dengan ini, saya dapat dengan mudah mengetahui bila ada kiriman uang dan memantau transaksi sendiri tanpa harus mencetak buku rekening di kantor BNI. Hehehe, belum berani mengambil BNI eSecure (token) karena khawatir nanti lebih besar pasak daripada tiang. Nanti deh, kalo udah punya penghasilan yang menjanjikan.
ATM tentu sangat penting, tapi akan menjadi sia-sia bila tidak ada uang dalam rekening. Hahaha… Selain mengandalkan uang bulanan dari orang tua, kebanyakan mahasiswa akan berburu beasiswa baik untuk meringankan beban orang tua maupun untuk menambah uang jajan sendiri, begitupun aku. Selama kuliah, aku mendapatkan beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM). Salah satu persyaratan pengajuan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) ini adalah melampirkan fotokopi buku tabungan/rekening BNI yang masih aktif, karena transfer dana beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui BNI. Selain membantu mempermudah finansial pendidikan, BNI juga memberikan bantuan fasilitas bagi instansi pendidikan, seperti bus model terbuka (sering kami sebut “odong-odong”) yang memudahkan mobilitas mahasiswa dan civitas akademik kampusku.
 
Selanjutnya, ini pengalamanku berprestasi bersama BNI. Saat semester VI, aku dimotivasi oleh dosen wali ku untuk mencoba mengikuti lomba-lomba agar dapat menambah nilai pada Curriculum Vitae (CV). Aku pun mulai mencari lomba-lomba di internet, serta untuk pertama kalinya mengikuti lomba esai dan karya tulis ilmiah. Namun, belum ada kabar gembira dari semua lomba yang aku ikuti hingga bulan Agustus 2015. Pada bulan Juli 2015, aku mencoba mengikuti sebuah lomba selfie dan itu menjadi pengalaman pertamaku menang dalam suatu lomba. Hahaha, walaupun itu adalah lomba dalam hal non-akademik yang mungkin tidak terlalu menambah nilai bagi CV ku bila akan terjun ke dunia kerja yang berhubungan dengan bidangku. Terimakasih, BNI, kado wisuda tersebut sungguh istimewa.
selfieatmbni2015.jpg
Pengalaman menjadi pemenang #SelfieBNIATM itu sungguh memotivasi aku untuk terus berpartisipasi dalam kompetisi-kompetisi, walaupun sudah beralih jalur, hehehe, dari pengincar lomba akademik menjadi pengincar kuis online. Selanjutnya, pada Desember 2015 aku kembali beruntung menjadi salah satu pemenang #gakadapoin di Instagram dan #PhotoContestRBT di Twitter. Terimakasih, BNI yang telah memupuk jiwa kompetisiku.












PemenangRejekiBNITaplus.jpg



Terimakasih, BNI yang telah memberi banyak kepraktisan bagi aku (kami, hehehe, mewakili para mahasiswa), serta hadiah padaku (kami, hehehe, para pemenang kuis online). Terimakasih, BNI telah berpartisipasi dalam mendukung pelestarian lingkungan, serta pencerdasan dan pengasahan keterampilan (menulis, berfoto, dan lain-lain) generasi muda bangsa Indonesia. Selamat menua, BNI! Aku akan tumbuh dewasa bersamamu…